Jumat, 23 Desember 2011

Perayaan HUT Kemerdekaan RI dan Seni


Setiap tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia memperingati hari Kemerdekaan. Peringatan itu setiap tahun selalu disemarakan dengan bumbu-bumbu seni. Seni merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia. Peringatan itu  mempunyai nilai historis yang sangat panjang, di tengah-tengah berbagai rintangan yang dialami bangsa Indonesia. Sudah 66 tahun Indonesia merdeka, namun perubahan yang signifikan belum juga tercapai.
            Menjadi suatu Negara yang merdeka merupakan impian setiap bangsa. Untuk memeroleh kata “Merdeka” tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Seperti yang dialami oleh bangsa Indonesia, sebelum merengkuh ibu pertiwi dalam genggaman bangsa Indonesia, banyak hambatan,tantangan, maupun rintangan yang menghadang. Banyaknya rintangan itu tidak pernah menyurutkan semangat bangsa Indonesia untuk  meraih kemerdekaan republik Indonesia.
            Begitu banyak hal pait yang telah dialami bangasa Indonesia sebelum kata “Merdeka” itu dapat kita genggam seperti sekarang. Datangnya para penjajah di segala penjuru arah, memecahbelahkan Negara kesatuan republic Indonesia. Dengan tipu dayanya, mereka memperdaya, memperbudak warga Negara Indonesia. Kita diperbudak di tanah kelahiran kita sendidri. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah, dirampas oleh kompeni-kompeni busuk yang menggerogoti dengan seenaknya. Tidak hanya itu saja, tenaga para penduduk Indonesia pun diperas untuk melancarkan misi-misi mereka. Banyak penduduk Indonesia yang menderita saat itu. Mereka menderita lahir-bathin karena ulah para komunis yang tidak berprikemanusiaan. Namun jika kita lihat di sisi lain, ada juga dampak positif dari ulah para penjajah itu, yakni para penduduk Indonesia setidaknya telah mengenyam pendidikan baik di sekolah-sekolah maupun pendidikan militer. Tujuan utama mereka memberikan pendidikan terhadap rakyat Indonesia, tidak lain dan tidak bukan semata-mata untuk kepentingan kaum penjajah itu sendiri. Tetapi karena kecerdikan warga Negara Indonesia pada saat itu, pendidikan yang diberikan dimanfaatkan untuk menyusun strategi agar nantinya dapat digunakan  dalam usaha melumpuhkan penjajah.
            Politik adu domba dan strategi jitu yang dimiliki oleh kaum penjajah, sangat sullit ditakklukan oleh bangsa Indonesia. Semakin hari keinginan para penjajah untuk menjadikan Indonesia sebagai daerah kekuasaannya terlihat semakin jelas. Dengan semangat kebersaman dan kekeluargaan yang dipegang teguh warga Indonesia, mereka menghimpun kekuatan untuk mempertahankan tanah air tercinta ini. Dengan persenjataan yang masih sangat sederhana, dilandasi  semangat juang pantang menyerah masyarakat Indonesia pun, melakukan perlawanan atas penderitaan yang telah mereka alami selama ini. Meraka berjuang hingga titik darah penghabisan. Meraka rela berkoban jiwa dan raga tanpa memikirkan keselamatan mereka.   Akhirnya kerja keras dan usaha bangsa Indonesia membuahkan hasil yang gemilang, yakni pada tanggal 14 Agustus 1945 kita mendapat pengakuan dari Negara lain sebagai Negara merdeka.
            Sebagai generasi penerus bangsa, sudah sepatutnyalah kita menghormati perjuangan para  pahlawan. Banyak hal yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk merealisasikan hal tersebut. Salah satunya dengan mengucapkan syukur melalui peringtan hari besar Kemerdekaan Republik Indonesia. Untuk menyemarakan hari kemerdekaan Republik Indonesia, berbagai macam lomba(lomba makan krupuk,lari karung, panjat pinang, tarik tambang), atraksi-atraksi dan pertunjukkan seni yang diselenggarakan. Yang paling menonjol, yakni diadakannya apel bendera dan lomba gerak jalan yang diikuti oleh berbagai kalangan. Khusunya di Singaraja, peringatan hari kemerdekaan disemarakkan dengan diadakannya pertunjukkan seni. Salah satu pertunjukan seni yang dipelopori oleh Dermaga Seni Buleleng, dilaksanakan sehubungan dengan adanya pameran di lapangan Buana Patra. Para sastrawan dari yang masih muda sampai yang sudah berumur ikut unjuk gigi dalam pesta seni itu. Berbagai macam seni yang ditampilkan seperti teater, musikalisasi puisi dari cemara angin Undiksha, lipsing, dan yang paling menonjol adalah pembacaan puisi. Sorak sorai dan tepuk tangan para penonton ikut memeriahkan acara tersebut.
            Pada hakikatnya seni memang tidak dapat dipisahan dari kehidupan bangsa Indonesia. Sebelum kemerdekaan pun masyarakat Indonesia telah mengenal seni. Sebagai buktinya banyak karya sastra baik berupa puisi, cerpen, pantun yang dibuat oleh para sastrawan jaman dulu, yang biasanya berisi tentang sindiran-sindiran terhadap pemerintah maupun kecaman terhadap para penjajah yang telah menguasi kita kurang lebih setengah abad. Secara umum seni yang berupa karya sastra dapat dipilah-pilah menjadi beberapa bagian, antara lain karya sastra lama dan karya sastra modern. Salah satu bagian dari karya sastra lama adalah puisi. Puisi sebagai karya seni harus dipahami untuk memperoleh maknanya atau mengupas nilai estetiknya. Karena itu diperlukan suatu telaah. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pencarian nilai estetik yang terkandung, baik yang didasarkan pada visi bahasa maupun visi makna.  Seni sudah membudaya dalam hidup masyarakat Indonesia. Di setiap daerah di Indonesia, memiliki ciri khas seni yang berbeda-beda. Dari pemaparan di atas sangatlah jelas bahwa Peryaan HUT RI memiliki hubungan yang sangat erat dengan pertunjukan seni. Seni menjadi jati diri bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar