Kasus Century yang melibatkan beberapa pejabat tinggi
negara seperti wakil presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat
mencengangkan publik. Sampai akhirnya seluk beluk kecarut-marutan Century
diputuskan Pansus DPR RI mengandung beberapa penyelewengan. Sehingga Sri
Mulyani mengundurkan diri dari jabatan menteri keuangan dengan dalih menerima
posisi ’cantik’ di Bank Dunia dan berkantor di New York awal Juli 2010. Selain
kasus Century yang melibatkan para pejabat tinggi di negara kita, kabar Gayus
si mafia pajak yang sedang berwisata ke Bali, juga menjadi topik hangat yang
sedang diperguncingkan. Ketika itu Gayus sedang menonton pertandingan Tenis,
padahal Gayus saat itu sudah berstatus sebagai
tersangka dan tahanan dalam kasus penggelapan pajak. Kejadian ini
menghasilkan ketidakpercayaan pada lembaga penegak hukum negara. Maka, foto
mirip Gayus dengan kacamata dan rambut palsu hasil jepretan wartawan Kompas pun
ramai berseliweran di beberapa media cetak dan elektronik. Kemudian, kasus
Gayus ini semakin diperdebatkan oleh para pengamat tentang lembaga negara yang
berwenang memeriksanya, antara kejaksaan yang menganggap kasus ini adalah
tindak pidana umum dengan KPK yang berkesimpulan bahwa kasus Gayus ini jelas
kasus penyuapan dan korupsi, maka bursa penggantian Kepala Kejagung, kapolri
dan Ketua KPK pula ikut menjadi berita utama dengan agenda kerja pertama yaitu
mengusut kasus Gayus. Belum berhenti sampai di situ, kasus korupsi yang cukup
melibatkan banyak pihak lagi yaitu kasus suap Wisma Atlet di Palembang, yang
tokoh utamanya bendahara Partai Demokrat yaitu Nazarudin.Walaupun Nazarudin
telah ditangkap, namun sampai sekarang penanganan kasusnya mssih terjadi tarik
ulur yang sangat panjang. Menurut pandangan saya, banyaknya kasus-kasus korupsi yang
menggerogoti negara kita,menandakan bahwa pemerintah khususnya KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) masih setengah hati dalam menangani kasus-kasus korupsi
yang terjadi.
Hal ini juga akan berdampak terhadap negara Indonesia
secara umum. Indonesia yang kita kenal sebagai negara yang kaya, karena SDA
(Sumber Daya Alam) yang melimpah ruah dari sabang sampai merauke, namun sampai
saat ini belum menunjukkan sebagai negara yang maju. Dalam berbagai sektor kita
masih kalah jauh dari negara-negara lain, bahkan dengan negara tetangga kita di
Asia Tenggara sekalipun seperti, Sinagapura, Malaysia, Thailand, dll. Hal ini isungguh
memprihatinkan bagi kita sebagai masyarakat Indonesia. Salah satu faktor utama
yang menyebabkan adalah kasus korupsi. Menurut pandangan saya, korupsilah yang
menyebabkan negara kita tidak akan bisa berkembang, bahkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari saja, masyarkat kita masih sangat sulit. Para tikus yang
kelaparan telah menggerogoti sendi-sendi negra kita, sehingga hal tersebut akan
berdampak sangat buruk terhadap masyarakat secara umum. Para pejabat di
pemerintahan yang seharusnya mengayomi dan memberikan kesejahteraan bagi
rakyat, sebaliknya malah menjad rayap yang rakus akan materi. Dalam pemilu para
calon pejabat sangat lihai dalam menarik simpati rakyat untuk memilihnya.
Berbagai macam iming-iming yang semuanya berisi tentang kemajuan dan
kesejahteraan rakyat disuarakan. Sempat terpancar harapan dari rakyat dengan
janji-janji kampanye para calon wakil rakyat itu, namun semuanya hanya harapan
palsu. Banyak sekali kasus korupsi yang merajalela di Indonesia. Sampai-sampai
Indonesia menduduki peringkat ke tiga di Asia sebagai negara terkorup. Indonesi
memang sering berada pada peringkat atas, dalam hal-hal yang buruk. Tapi kapan
Indonesia mendapat predikat teratas dalam hal yang membanggakan ?. Kita sebagai
warga negara Indonesia sangat mendambakan Indonesia bisa lepas dari
kecarut-marutan yang terjadi saat ini. Korupsi malah sudah membudaya menurut
pandangan saya. Korupsi sudah menjadi hal yang biasa dilakukan. Dari birokrasi
yang paling kecil sampai yang paling besar. Hal ini akan berdampak bagi negara
Indonesia, dan secara tidak langsung akan berdampak juga bagi rakyat Indonesia.
Negara semakin miskin, otomatis akan berdampak bagi rakyat yang semakin melarat
dalam memperjuangkan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar