Selasa, 22 November 2011

KARUNIA YANG MEMBISU

Sejauh tatapanku dan tatapanmu membisu di pelupuk palung
Tak terlihat sekelebat bayangan pun melintasi ujung samudera ini
Cahaya yang mulai tersipu malu, seakan menjadi saksi
Ketika para dewa dan dewi mulai melepas harapan harapan itu
Hempasan-hempasan  angin neraka yang merasuk sampai ke sumsum tulangku
Hembusan udra yang menikmati aura kesepian diriku
Ya. Aku rasa itu. Aku rasakan karunia tak terhingga dari sang Pencipta
Karunia yang tak habis, walau digerogoti paus-paus rakus kelaparan
Karunia yang tak akan pernah hilang, walau dijaring nafsu para pemujamu
Tahukah engkau karunia apa itu ?
Akankah semua terjawab dengan satu kali hempasan gelombang surga
Dapatkah engkau merasakan indahnya nyanyian burung tak berdawai
Sungguhpun harus kupetaruhkan keletihan dan kebisingan ibu pertiwi
Semua aku rasakan bagai simponi yang mengalun ditelan gelombang kerinduan
Taukah engkau betapa berartinya karunia itu
Karunia yang tak akan pernah bisa kulukiskan dalam goresan-goresan pena ini

1 komentar: